Senin, 27 Januari 2014

GAP THEORY

MASALAH & KETIDAKKONSISTENAN:
"Gap Theory" (atau "Ruin-reconstruction Theory")
"Teori kesenjangan" (atau "Teori Penghancuran-Pembentukan Kembali")



Image



GAP THEORY/ Teori Kesenjangan - yang juga disebut "Teori Penghancuran-Pembentukan Kembali" teori - adalah gagasan bahwa antara dua ayat pertama dari Alkitab (Kejadian 1:1 dan Kejadian 1:2) ada kesenjangan waktu yang berlangsung miliaran tahun di mana beberapa hal penting terjadi.

Berikut definisi dari Gap Theory - Teori kesenjangan:

    A) Allah menciptakan alam semesta miliaran tahun yang lalu. Bagian dari Kitab Suci "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kejadian 1:1) mengacu pada penciptaan itu.

    B) Kemudian usia/ umur geologi yang diusulkan oleh evolusionis berlangsung selama miliaran tahun sejarah bumi. Bentuk kehidupan muncul selama waktu itu yang sekarang diawetkan dalam catatan fosil, dan fosil-fosil ini diduga memverifikasi bahwa usia geologi terjadi.

    C) Pada akhir zaman geologi, Iblis memberontak di surga dan banyak malaikat mengikutinya. Allah kemudian melemparkan Iblis ke bumi, bumi mengalami bencana besar atau bencana, dan itu dibiarkan tanpa bentuk dan kosong, dengan kegelapan di muka yang mendalam. Bagian dari Kitab Suci: "Bumi belum berbentuk dan kosong" (Kejadian 1:2), mengacu pada kondisi bumi setelah bencana besar, jadi harus diterjemahkan: "Bumi [i]menjadi tanpa bentuk, dan kosong[/i]." Teori ini berpendapat: Tuhan tidak menciptakan bumi "belum berbentuk dan kosong," terbukti dari Yesaya 45:18 yang mengatakan bahwa :
    "--Dialah Allah--yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, --dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami--:"Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain."
    Pada titik ini, harus dikatakan bahwa beberapa penganut gap-teori menyatakan bahwa semua tumbuhan, hewan dan fosil manusia sudah ada pada bencana ini, yaitu bencana alam yang disebut "banjir Lucifer" (Lucifer’s flood) yang terjadi karena pemberontakan Iblis.

    D) Maka, menurut teori ini, kemudian Allah kemudian kembali menciptakan bumi dalam enam hari literal penciptaan dijelaskan dalam bab pertama Kitab Kejadian. Oleh karena itu ada dua kreasi: mantan berlangsung miliaran tahun yang lalu, sedangkan yang kedua terjadi setelah bumi hancur oleh sebuah bencana global yang menghancurkan yang terjadi sebagai akibat dari pemberontakan Setan dan malaikatnya melawan Allah, dengan Allah casting mereka dari surga ke bumi. Enam-hari dari bab pertama kitab Kejadian sebenarnya hari rekreasi saja, karena Allah harus menciptakan kembali semua hewan dan tanaman yang telah dihancurkan oleh banjir besar.


"Theistic Evolution" dan "progressive creation" adalah sebagian usaha dari banyak usaha yang dibuat untuk mengharmonisasikan penciptaan yang berdasarkan kitab Kejadian dengan ilmu geologi modern yang diterima oleh banyak kalangan. Gap theory adalah usaha penting lainnya yang dilakukan para teolog kristen untuk mencocokkan sejarah dunia yang tampak singkat, yang terdapat dalam kitab Kejadian, dengan kepercayaan populer para geologis yang memberikan bukti-bukti yang tak dapat dibantah, yang menyatakan dunia ini tua (menurut dugaan berusia  4,7 milyar tahun).

Thomas Chalmers (1780-1847), seorang teolog terkemuka asal Scotlandia dan moderator pertama dari Free Church of Scotland, mungkin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas asal usul dan kepopuleran gap theory.

Pada dasarnya gap theory menggabungkan 3 alur pemikiran :

    1. Percaya kitab Kejadian ditulis secara harfiah.
    2. Percaya bahwa bumi berusia tua tetapi tidak dapat diketahui usianya.
    3. Berkewajiban untuk memasukkan sumber dari lapisan geologis dan bukti-bukti geologis yang lain dalam Kejadian 1:1 dan 1:2. Gap theory menentang evolusi, tetapi tidak percaya pada teori asal usul alam semesta yang baru.


Menurut Weston W. Fields, gap theory dapat dirangkum sebagai berikut :

    Pada suatu waktu, nun jauh di masa lalu, Tuhan menciptakan bumi yang sempurna dan surga yang sempurna pula. Setan adalah penguasa bumi, yang dihuni oleh suatu ras manusia yang tidak berjiwa. Akhirnya, setan yang berdiam di sebuah taman Eden yang mengandung mineral (Yehezkiel 28) memberontak karena ingin menjadi seperti Tuhan (Yesaya 14). Karena kejatuhan setan, dosa memasuki alam semesta dan membawa penghakiman Allah ke bumi dalam bentuk air bah/banjir (ditandai oleh air dalam Kej 1:2), dan jaman es global ketika cahaya dan panas dari matahari dihilangkan. Semua tanaman, hewan, dan fosil manusia yang ditemukan sekarang berasal dari "Banjir Lusifer", dan tidak ada hubungan genetik apapun dengan tanaman, hewan, dan fosil yang hidup di bumi sekarang.

Periode waktu ini diduga berada antara Kejadian 1:1 dan 1:2.

Western Bible commentaries (tafsiran-tafsiran Alkitab Barat) yang ditulis sebelum abad 18, dan sebelum kepercayaan terhadap bumi berusia tua menjadi populer, mengusulkan bahwa tidak ada senjang waktu antara Kejadian 1:1 dan 1:2. Beberapa tafsiran tentu saja mengusulkan ada interval waktu antara kejatuhan setan dengan penciptaan bumi dan alam semesta, tetapi tidak ada yang mengusulkan situasi penghancuran-pembentukan kembali, atau dunia sebelum Adam. Pada abad 18, ada suatu kepercayaan yang populer tentang perubahan geologis yang terjadi secara perlahan dan sama seperti saat ini (Uniformitarianism)

Dengan meningkatnya penerimaan terhadap uniformitarianism, banyak teolog mendesak intepretasi kembali terhadap kitab Kejadian.


Masalah-masalah

Berikut ini adalah beberapa kesulitan-kesulitan dan ketidakkonsistenan menghadapi mereka yang berpegang teguh pada Gap Theory ini :

    1. Para penganut Gap Theory menerima pernyataan bahwa bumi berumur sangat tua. Dasar pandangan mereka ini adalah penerimaan terhadap bukti geologi yang menggunakan asumsi bahwa masa kini adalah kunci dari masa lalu. Asumsi ini mengandung arti bahwa di masa lalu, endapan-endapan yang mengandung fosil-fosil pada dasarnya terbentuk pada tingkat endapan yang sama yang terjadi saat ini. Hal ini digunakan juga oleh kebanyakan ahli-ahli geologi dan biologi untuk membenarkan kepercayaan terhadap kolom geologis yaitu gambar keseluruhan dari sejarah dunia yang terpelihara dalam lapisan-lapisan batu. Kolom geologis ini menjadi bukti dari evolusi, karena fosil-fosil tersebut diinterpretasikan seolah-olah menunjukkan perubahan bentuk dari yang sederhana menjadi rumit. Hal ini membuat dilema bagi penganut Gap Theory. Mereka percaya pada penciptaan secara harafiah karena mereka menerima penafsiran kitab Kejadian secara harafiah, namun mereka tidak dapat menerima kesimpulan teori evolusi yang berdasarkan kolom geologis. Karena itu, mereka mengajukan pandangan bahwa Tuhan membentuk kembali bumi dan menciptakan kembali semua kehidupan dalam 6 hari (secara harafiah) sesudah banjir Lusifer (yang memproduksi fosil-fosil); oleh karena itu disebut "penghancuran-pembentukan kembali". Banjir ini dianggap disebabkan oleh dosa yang dibuat setan dan hasil dari penghakiman terhadap dosa tersebut mengubah bentuk dunia kepada suatu keadaan "tidak berbentuk dan kosong".

    Sekarang ketika para penganut Gap Theory berpikir bahwa mereka telah memecahkan persoalan, solusi mereka (Banjir Lusifer) pada kenyataannya justru menghapus alasan teori mereka yang pertama (anggapan bumi berusia tua). Jika seluruh, atau kebanyakan, endapan-endapan dan fosil-fosil diproduksi secara cepat pada waktu banjir Lusifer terjadi, maka bukti-bukti bahwa bumi berusia tua (didasarkan pada pembentukan perlahan-lahan dari endapan) tidak dapat lagi diakui keberadaannya. Kalau dunia ini dirubah bentuknya menjadi tidak berbentuk dan kacau, tanpa bentuk dan kosong, bagaimana mungkin tumpukan endapan dan fosil yang berurutan tersebut tetap dapat menjadi bukti ? Tentunya dengan kekacauan semacam itu, urutan-urutan fosil tersebut sangat berantakan, jika tidak seluruhnya musnah.

    2. Jika urutan fosil-fosil tersebut diterangkan berdasarkan banjir Lusifer, lalu apa efek dari air bah pada jaman Nuh ? Pada posisi ini penganut Gap Theory dipaksa untuk menyimpulkan bahwa air bah Nuh seharusnya tidak boleh meninggalkan bekas sama sekali. Tetapi kitab Kejadian menggambarkan air bah Nuh sebagai penghakiman terhadap dosa manusia (Kej 6). Air bah menutupi seluruh permukaan bumi selama lebih dari satu tahun (Kej 6:17 & 7:19-24). Hanya satu keluarga yang selamat (Kej 7:23b). Tanaman-tanaman dan semua mahluk hidup yang bernafas mati. Orang dapat mengerti kesulitan dari Gap Theory dalam mempertahankan penafsiran kitab Kejadian secara harafiah, termasuk malapetaka air bah Nuh, sementara di lain pihak tidak boleh mengijinkan adanya bekas-bekas dari kejadian tersebut. Beberapa penganut Gap Theory mengatasi masalah ini dengan menyatakan bahwa air bah Nuh tersebut bersifat lokal.

    3. Para penganut Gap Theory sejati juga mengabaikan bukti-bukti apapun yang berkaitan dengan keyakinan bahwa bumi berusia muda, yaitu tidak lebih dari 10.000 tahun. Tetapi ada banyak bukti untuk hal ini (bumi berusia muda): kerusakan medan magnetik bumi, kuantitas helium dalam atmosfir bumi, dan pecahnya galaxy clusters.

    4. Keluaran 20:11 menegaskan, "Sebab 6 hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan ia berhenti pada hari ketujuh: itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Inilah penciptaan langit dan bumi.

    (Kej 1:1) dan laut dan semua yang ada didalamnya diselesaikan dalam waktu 6 hari. Di mana kesenjangan waktu tersebut ? Jika anda menerima bahwa kolom geologis sudah ada sebelum Adam (seperti Gap Theory), maka Tuhan tentu telah membuat lapisan-lapisan tanah yang berisi fosil-fosil tersebut dalam 6 hari tersebut, karena tidak ada senjang waktu.

    5. Berdasarkan Roma 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa," dapat dimengerti bahwa tidak ada dosa manusia atau kematian sebelum Adam. Alkitab mengajarkan (I Kor 15) bahwa Adam bukan saja manusia pertama, tetapi sebagai akibat dari pemberontakannya (dosa), kematian dan kerusakan memasuki alam semesta. Sebelum Adam berdosa tidak ada kematian pada manusia atau binatang. Catat juga bahwa tidak mungkin terdapat ras manusia sebelum Adam yang mati pada banjir Lucifer. Kejadian 1:29-30 mengajarkan kita bahwa binatang-binatang dan manusia pada mulanya diciptakan sebagai vegetarian (pemakan tumbuhan). Hal ini konsisten dengan penjelasan Tuhan bahwa ciptaannya adalah "sungguh amat baik" (Kej 1:31). Bagaimana bisa fosil yang membuktikan adanya penyakit, kekerasan, kematian, dan perusakan (fosil binatang yang ditemukan secara nyata sedang dalam keadaan berkelahi dan saling memangsa) dapat dikatakan "sangat baik" ? Dengan demikian kematian dari milyaran binatang (termasuk manusia juga) yang terlihat dari fosil seharusnya dinyatakan terjadi sesudah kejatuhan Adam ke dalam dosa. Kejadian historis dari air bah Nuh, yang tercatat di Kejadian, memberikan keterangan untuk menjelaskan kematian binatang-binatang yang terkubur dalam lapisan-lapisan batu oleh air bah yang terjadi di seluruh bumi.



Roma 8:22 mengajarkan bahwa : "Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin." Jelaslah bahwa seluruh ciptaan telah dan sedang menjadi subjek dari pengrusakan dan pembusukan akibat dosa. Fosil-fosil menunjukkan adanya penyakit, kerusakan, dan kematian. Ketika para penganut Gap Theory percaya bahwa penyakit, kerusakan, dan kematian telah ada sebelum Adam berdosa, berarti mereka mengabaikan kenyataan bahwa hal tersebut bertentangan dengan ajaran Alkitab.

Lebih jauh lagi, Gap Theory telah gagal memberi kepuasan terhadap kaum evolusionis atau uniformitarian seperti yang diharapkan mereka. Dengan menerima konsep bumi berusia tua (berdasarkan kolom geologis) para penganut Gap Theory membiarkan sistim evolusi tetap utuh (padahal asumsinya ditentang mereka). Lebih buruk lagi, mereka juga harus menteorikan bahwa Roma 5:12 dan Kej 3:3 hanya mengacu kepada kematian spritual. Ini sangat tidak alkitabiah. (Lihat I Kor 15; Kej 3:22,23). Bagian-bagian ini menyimpulkan bahwa dosa Adam mengakibatkan kematian fisik maupun spiritual (rohani). Dalam I Korintus 15, kematian Adam yang terakhir (Tuhan Yesus Kristus) dibandingkan dengan kematian Adam yang pertama. Yesus menderita kematian fisik akibat dosa-dosa manusia dan Adam, manusia pertama, mati secara fisik akibat dosa. Kejadian 3:22,23 memberi tahu kita bahwa jika Adam dan Hawa makan buah dari pohon kehidupan tersebut, mereka dapat hidup selamanya, tetapi Tuhan memutuskan bahwa mereka harus mengalami kematian fisik karena dosa mereka.

Dengan menempatkan manusia di bawah kutukan kematian fisik, Tuhan menyediakan jalan untuk menebus manusia melalui pribadi AnakNya, Yesus Kristus, yang menderita kutukan kematian di kayu salib untuk kita. "Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibrani 2:9). Dengan menjadi korban yang sempurna untuk dosa dan pemberontakan kita, dia mengalahkan maut. Dia menerima hukuman yang seharusnya adalah hukuman kita di tangan Hakim Agung dan menimpakan pada tubuhNya di kayu salib. Semua yang percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat diterima kembali oleh Tuhan untuk bersama-sama dengan Dia hidup dalam kekekalan. Ini adalah pesan yang disampaikan oleh kekristenan. Mempercayai bahwa ada kematian sebelum Adam berdosa menghancurkan dasar dari pesan kekristenan, karena Alkitab menegaskan bahwa tindakan pemberontakan manusia membawa mereka kepada kematian dan kerusakan alam semesta (Roma 8:19-22). Oleh karena itu, Gap Theory melemahkan pesan kekristenan.


Kesimpulan

Kitab kejadian mencatat suatu bencana/malapetaka yang mengakibatkan musnahnya semua organisme yang mempunyai nafas hidup kecuali mereka yang dipelihara dalam bahtera Nuh. Kristus menunjuk kepada banjir Nuh dalam Matius 24:37-39 dan Petrus menulis bahwa, pernah sekali pada jaman yang lalu terjadi penghakiman atas umat manusia dengan air, sehingga akan ada penghakiman lainnya di waktu yang akan datang dengan api (II Petrus 3).

Bukankah lebih konsisten dengan seluruh kerangka alkitab bila kita menghubungkan fosil-fosil tersebut dengan air bah Nuh, daripada menggunakan kejatuhan setan (suatu bagian yang samar-samar dalam alkitab) untuk membenarkan suatu malapetaka geologis yang bersifat spekulatif, yang tidak berarti apa pun bagi pemahaman alkitab maupun ilmu pengetahuan.

Terlebih lagi, mendukung konsep kematian sebelum Adam berdosa justru sama sekali menentang penjelasan Alkitab bahwa kematian hanya timbul setelah Adam berdosa, yang kemudian membawa manusia kepada pentingnya penebusan dosa.
Daripada menerima Firman Tuhan dengan iman, banyak orang kristen sejati mencari cara untuk menghindari konflik intelektual dengan ide-ide ilmiah. Gap Theory adalah salah satu intepretasi kembali dari Alkitab yang didesain supaya cocok dengan konsep-konsep ilmiah yang disukai jaman sekarang.



-END-

Reff: http://www.gkii.or.id/dinosaurus/gap_thry.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar