Rabu, 10 September 2014

KESELAMATAN itu ANUGERAH

Terkisahlah..:

Ada dua orang pria terjatuh dari sebuah kapal di laut kepas yang jauh dari pantai. Mereka terombang ambing dalam pusaran gelombang yang tak henti2 membantingnya kesana kemari. Kedua pria ini tidak punya harapan sama sekali. Tak seorangpun yang perduli kepada mereka, dan tak seorangpun bisa menolongnya. Kematian sudah membayang didepan mereka. Dan itu membuat mereka takut luar biasa. BETAPA KUATNYAPUN MEREKA BERUSAHA, SEKALIPUN MEREKA MENGELUARKAN SEMUA KEMAMPIAN TERBAIK MEREKA, MEREKA TETAP TIDAK BISA MERUBAH KEADAANNYA. Semua pengetahuan mereka sudah mereka kerahkan, semua prinsip2 hidup sehat coba mereka lakukan, tapi semua sia2 saja. Lautan itu menelan semua kemampuan manusiawi mereka begitu saja. Sedikitpun kemampuan diri mereka tidak bisa menolong mereka. Sampai akhirnya mereka benar2 letih luar biasa.
Tiba2 sebuah kapal penyelamat yang besar dan kuat datang. Dipimpin oleh seorang kapten kapal yang terbaik yang pernah ada di seluruh alam semesta. Kapten ini memang datang dengan misi menolong kedua pria malang ini. SANG KAPTEN TAHU PERSIS KEADAAN DAN POSISI MEREKA.

Kedua pria malang tersebut begitu gembira melihat kapal penyelemat itu semakin dekat kepada mereka. Harapan mulai tumbuh lagi. Pria pertama berteriak sekuat2nya, berusaha menarik perhatian awak kapal. Dia sangat rindu diselamatkan. Dia mengerahkan seluruh sisa2 tenaganya untuk menunujukkan bahwa dia benar2 butuh pertolongan dari awak kapal.
Sebaliknya pria kedua bersikap tenang saja. Hanya air matanya terus mengalir deras di pipinya. Dia begitu terharu dan bahagia. Harapannya yang tadi hampir padam kini mulai menyala lagi. Tapi dia tidak melakukan tindakan apapun untuk mencoba menolong awak kapal. SEBAB DIA TAHU ITU TIDAK PERLU. Dialah yang membutuhkan pertolongan, bukan awak kapal. Pria bijak ini MENANGGAPI KEDATANGAN KAPAL KASIH KARUNIA ITU DENGAN PERCAYA, bahwa dia hanya perlu berserah diri saja untuk diselamatkan.
Dan benar, keduanya akhirnya diangkat naik ke kapal penyelamat yang besar dan amat kuat itu. Semua orang menyalami mereka. Semua orang mengucapkan selamat. Semua orang mengatakn bahwa mereka adalah manusia2 yang paling beruntung.
Lalu mulailah kedua pria ini hidup dalam kapal penyelamat itu. MEREKA TIDAK DIMINTA UNTUK MEMBAYAR APAPUN. Semua diberikan secara gratis kepada mereka oleh sang Kapten Kapal. Kapten Kapal punya satu permintaan kepada mereka, agar mereka hidup tertib dalam kapal penyelamat itu, agar mereka bisa melanjutkan perjalanan untuk mencari korban2 lainnya. MEREKA DIBERI KEBEBASAN UNTUK HIDUP SECARA TERTIB DI KAPAL TERSEBUT.
Kedua pria beruntung ini (tadinya mereka pria malang) berterimakasih kepada sang Kapten. Mereka lalu mulai membaur dengan awak kapal lainnya, yang juga adalah mantan2 korban yang sudah diselamatkan oleh sang Kapten, sama seperti mereka. Tapi rupanya tanggapan kedua orang pria ini terhadap keselamatan mereka tidak sama persis.
Pria pertama, yang berteriak2 dan melakukan berbagai hal ketika diselamatkan, mulai membual kesana kemari. Dia mulai membangun cerita untuk memuaskan egonya. Dia bercerita kepada semua orang bahwa dia diselamatkan karena dia telah berjuang untuk menarik perhatian sang Kapten Kapal. Dia tetap mengakui bahwa dia selamat hanya karena kapten kapal menyelamatkan dia. Tapi dia juga bilang bahwa dia juga punya peranan disana. Dia ceritakan betapa kerasnya dia berusaha agar dia layak diselamatkan. "Karena itulah,", katanya kepada orang2, "setelah kita diselamatkan kita tetap harus berjuang agar kita tidak jatuh lagi ke lautan kelam yang sama. Anda dan saya tidak boleh santai2 saja. Anda harus berjuang tiap hari agar tidak jatuh lagi! Anda tidak boleh main2, harus selalu waspada agar tidak jatuh lagi. Itulah harga keselamatan yang harus Anda bayar!!", katanya dengan yakin.
Pria kedua hanya diam saja mendengar ocehan sahabatnya ini. Dia lalu pergi diam2, mengambil sapu dan kain pengepel. Dia menyatakan syukurnya dan terimakasihnya kepada sang Kapten dengan ikut menjaga kebersihan kapal sang Kapten. Dia tahu dia tidak bisa berbuat apa2, dan tak mampu berbuat apa2. SATU2NYA YANG IA RASA BISA IA LAKUKAN IALAH BERTERIMAKASIH SAJA. Dia menyapu dan mengepel kapal itu seluas yang bisa ia jangkau. DIA TIDAK PERLU TAKUT JATUH LAGI. Mengapa? Karena dia telah saksikan sendiri betapa besar dan kuatnya KAPAL KASIH KARUNIA ITU. Dinding kapalnya amat kokoh. Pagarnya juga kuat. Pria rendah hati ini tahu benar, BAHWA SATU2NYA CARA AGAR DIA JATUH LAGI KE LAUTAN TAK BERPENGHARAPAN ITU IALAH KALAU IA NEKAT MEMANJAT DINDING KAPAL DAN MENCEBURKAN DIRINYA SENDIRI KE LAUT. Selama dia tidak lakukan kebodohan itu maka keselamatannya sudah dijamin. Dia akan selamat selama kapal itu tetap selamat. Dan dia tahu benar bahwa tidak ada kekuatan apapun yang bisa menenggelamkan kapal itu.
Semua yang membaca tulisan ini akan segera terbagi dalam dua kelompok. Anda dan saya persis seperti kedua orang pria yang telah diselamatkan tsb. Tapi respon kita, anggapan kita terhadap keselamatan belum tentu sama. Saya pribadi hanyalah orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan. Saya diselamatkan bukan karena usaha saya. DAN KESELAMATAN SAYA AKAN TETAP TERJAGA SAMPAI SELAMA2NYA OLEH KARENA KAPTEN ITU BESERTA KAPALNYA AKAN TETAP MENJAGA SAYA TETAP SELAMAT. Saya tidak ingin membantu Kapten untuk keselamatan saya. Itu sungguh tidak perlu.
Hari ini setiap hari saya menyapu dan mengepel kapal itu. Membersihkan bagian2 yang butuh dirawat, serta menolong korban2 lain yang baru ditemukan oleh sang Kapten. Itu bukan cara saya membayar harga penyelamatan saya, SEBAB KESELAMATAN SAYA TAKTERBAYARKAN HARGANYA OLEH SIAPAPUN. Saya melayani Sang Kapten semata2 karena ingin bersyukur kepadaNya, DAN AGAR BISA TETAP DEKAT DENGANNYA.
Adalah bodoh sekali bagi siapapun yang sudah diatas kapal tersebut untuk mencoba membantu sang Kapten, atau mencoba membayar harga atas keselamatannya. SATU2NYA YANG DIHARAPKAN SANG KAPTEN DARI KITA IALAH AGAR KITA TAHU MENGUCAP SYUKUR. Dia tidak butuh bantuan Anda. Andalah yang butuh bantuanNya.
----------------------------
Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Eph 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Eph 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar