Alkitab Perjanjian Lama Melarang Memakan Daging Babi
Suatau hari, pada saat saya surfing internet, dan tanpa sengaja saya melihat video cuplikan yang mempertontonkan sesuatu yang sangat mengerikan. Ketika seiris daging babi mentah disiram dengan cocacola, cacing-cacing menggeliat keluar dari daging tersebut. Bulu kuduk saya berdiri dan langsung terasa mual diperut saya. Terlebih ketika saya membayangkan seandainya cacing-cacing itu masuk ke dalam perut saya. Terasa mau muntah, sehingga saya segera berpindah ke situs lain.
Suatau hari, pada saat saya surfing internet, dan tanpa sengaja saya melihat video cuplikan yang mempertontonkan sesuatu yang sangat mengerikan. Ketika seiris daging babi mentah disiram dengan cocacola, cacing-cacing menggeliat keluar dari daging tersebut. Bulu kuduk saya berdiri dan langsung terasa mual diperut saya. Terlebih ketika saya membayangkan seandainya cacing-cacing itu masuk ke dalam perut saya. Terasa mau muntah, sehingga saya segera berpindah ke situs lain.
Sejak saat itu saya bertekad menjelaskan
tentang perintah Tuhan mengenai mengkonsumsi daging babi. Ada banyak
pertanyaan muncul di pikiran saya sehubungan dengan daging babi. Rasa
ingin tahu itu mendorong saya menyelidiki perintah Tuhan sehubungan
dengan daging babi.
Banyak orang Kristen tidak tahu bahwa
Alkitab, yaitu di kitab Perjanjian Lama, menyatakan bahwa daging babi
itu haram. Mereka menyangka hanya di dalam Alquran saja babi itu
diharamkan. Sangat mungkin ketidaktahuan ini disebabkan karena banyak
orang Kristen tidak pernah membaca kitab Imamat.
Karena di kitab Imamat dinyatakan bahwa
daging babi itu haram, maka orang Yahudi sampai hari ini masih tidak
memakan daging babi. Mereka sangat ketat mengawasi makanan yang
dikonsumsi umat mereka, bahkan mereka mengawasi makanan yang dibawa oleh
turis. Seorang teman bercerita, karena ia tidak bisa makan tanpa
sambal, maka ketika ke Israel ia tetap membawa sambal, dan ketika sedang
makan, ia mengeluarkan sambal dari tas jinjingnya, dan kepergok oleh
petugas restoran. Petugas tersebut bertanya, apakah sambal yang
dibawanya adalah makanan halal, dan apakah ada mengadung unsur babi ?
Tercatat dalam sejarah dan terlihat di
berbagai kelompok masyarakat serta terbukti dalam fakta bahwa suku
bangsa primitif sangat suka mengkonsumsi daging babi. Banyak suku bangsa
di bumi yang menjadikan babi alat ritual penyembahan mereka. Bahkan ada
suku yang suka mengkonsumsi darah babi yang segar.
Mereka tidak mengerti bahwa daging babi,
apalagi darahnya yang masih segar, sesungguhnya adalah makanan yang
sangat berbahaya. Ada banyak kuman bahkan virus di dalam darah babi yang
belum dimasak. Dan yang sangat mengerikan ialah telur cacing pita. Jika
telur itu sampai menetas di dalam perut kita, maka itu akan menjadi
malapetaka hebat bagi hidup kita.
Kemudian ada yang berkila, jika
masalahnya hanyalah kesehatan dan kebersihan, bagaimana jika dimasak
dengan cara yang benar hingga betul-betul aman untuk dikonsumsi? Di
zaman modern ini, alat memasak sudah sedemikian canggih, bahkan ada yang
dengan sistem pressed-cooker sehingga tidak mungkin ada cacing, kuman
atau virus yang tersisa.
Kelihatannya pada saat Allah mengharamkan
daging babi, itu bukan sekedar kebersihan dan kesehatan. Ada unsur
ibadah di dalam pelarangan mengkonsumsi makanan tertentu. Untuk itu
setiap orang yang ingin mengikuti perintah Allah secara sempurna, harus
berusaha mencari tahu alasan di balik pelarangan mengkonsumsi daging
tertentu.
Berikut ini kutipan bagian dari Hukum Taurat
Kitab Imamat 11:1
Kitab Imamat 11:1
11:1 Lalu TUHAN berfirman kepada Musa dan
Harun, kata-Nya kepada mereka: 11:2″Katakanlah kepada orang Israel,
begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala
binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: 11:3 setiap binatang yang
berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak
boleh kamu makan. 11:4Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari
yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang
memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.11:5 Juga
pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram
itu bagimu. 11:6 Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak
berkuku belah, haram itu bagimu. 11:7 Demikian juga babi v hutan, karena
memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak
memamah biak; haram itu bagimu. 11:8 Daging binatang-binatang itu
janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram
semuanya itu bagimu. 11:9 Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang
hidup di dalam air: segala yang bersirip dan bersisik di dalam air, di
dalam lautan, dan di dalam sungai, itulah semuanya yang boleh kamu
makan. 11:10 Tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik di dalam
lautan dan di dalam sungai, dari segala yang berkeriapan di dalam air
dan dari segala makhluk hidup yang ada di dalam air, semuanya itu
kejijikan x bagimu. 11:11 Sesungguhnya haruslah semuanya itu kejijikan
bagimu; dagingnya janganlah kamu makan, dan bangkainya haruslah kamu
jijikkan.11:12 Segala yang tidak bersirip dan tidak bersisik di dalam
air, adalah kejijikan bagimu. 11:13Inilah yang harus kamu jijikkan dari
burung-burung, janganlah dimakan, karena semuanya itu adalah kejijikan:
burung rajawali, ering janggut dan elang laut; 11:14 elang merah dan
elang hitam menurut jenisnya; 11:15 setiap burung gagak menurut
jenisnya; 11:16 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut
jenisnya; 11:17 burung pungguk, burung dendang air dan burung hantu
besar; 11:18 burung hantu putih, burung undan, burung ering; 11:19burung
ranggung, bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar. 11:20 Segala
binatang yang merayap dan bersayap dan berjalan dengan keempat kakinya
adalah kejijikan bagimu. 11:21 Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari
segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan
keempat kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk
melompat di atas tanah. 11:22 Inilah yang boleh kamu makan dari
antaranya: belalang-belalang h menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang
gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan
belalang-belalang padi menurut jenisnya. 11:23 Selainnya segala
binatang yang merayap dan bersayap dan yang berkaki empat adalah
kejijikan bagimu. 11:24 Semua yang berikut akan menajiskan i kamu–setiap
orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis sampai matahari
terbenam, 11:25 dan setiap orang yang ada membawa dari bangkainya
haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis sampai matahari
terbenam , 11:26 yakni segala binatang yang berkuku belah, tetapi tidak
bersela panjang, dan yang tidak memamah biak; haram semuanya itu bagimu
dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis. 11:27 Demikian juga
segala yang berjalan dengan telapak kakinya di antara segala binatang
yang berjalan dengan keempat kakinya, semuanya itu haram bagimu; setiap
orang yang kena kepada bangkainya, menjadi najis sampai matahari
terbenam. 11:28 Dan siapa yang membawa bangkainya, haruslah mencuci
pakaiannya dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam. Haram semuanya
itu bagimu. 11:29 Inilah yang haram bagimu di antara segala binatang
yang merayap dan berkeriapan di atas bumi: tikus buta, tikus, dan katak
menurut jenisnya 11:30 dan landak, biawak, dan bengkarung, siput dan
bunglon. 11:31 Itulah semuanya yang haram bagimu di antara segala
binatang yang mengeriap. Setiap orang yang kena kepada binatang-binatang
itu sesudah binatang-binatang itu mati, menjadi najis sampai matahari
terbenam. 11:32 Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor yang mati
dari binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja
atau pakaian atau kulit atau karung, setiap barang yang dipergunakan
untuk sesuatu apapun, haruslah dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis
sampai matahari terbenam, kemudian menjadi tahir pula. 11:33 Kalau
seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke dalam sesuatu belanga tanah,
maka segala yang ada di dalamnya menjadi najis dan belanga itu harus
kamu pecahkan. 11:34 Dalam hal itu segala makanan yang boleh dimakan,
kalau kena air dari belanga itu, menjadi najis, dan segala minuman yang
boleh diminum dalam belanga seperti itu, menjadi najis. 11:35 Kalau
bangkai seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke atas sesuatu benda,
itu menjadi najis; pembakaran roti dan anglo haruslah diremukkan, karena
semuanya itu najis dan haruslah najis juga bagimu; 11:36 tetapi mata
air atau sumur yang memuat air, tetap tahir, sedangkan siapa yang kena
kepada bangkai binatang-binatang itu menjadi najis. 11:37 Apabila
bangkai seekor dari binatang-binatang itu jatuh ke atas benih apapun
yang akan ditaburkan, maka benih itu tetap tahir. 11:38Tetapi apabila
benih itu telah dibubuhi air, lalu ke atasnya jatuh bangkai seekor dari
binatang-binatang itu, maka najislah benih itu bagimu. 11:39 Apabila
mati salah seekor binatang yang menjadi makanan bagimu, maka siapa yang
kena kepada bangkainya menjadi najis sampai matahari terbenam. 11:40 Dan
siapa yang makan dari bangkainya itu, haruslah mencuci pakaiannya, dan
ia menjadi najis sampai matahari terbenam; demikian juga siapa yang
membawa bangkainya haruslah mencuci pakaiannya, dan ia menjadi najis
sampai matahari terbenam. 11:41 Segala binatang yang merayap dan
berkeriapan di atas bumi, adalah kejijikan, janganlah dimakan. 11:42
Segala yang merayap dengan perutnya dan segala yang berjalan dengan
keempat kakinya, atau segala yang berkaki banyak, semua yang termasuk
binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi, janganlah kamu
makan, karena semuanya itu adalah kejijikan. 11:43 Janganlah kamu
membuat dirimu jijik oleh setiap binatang yang merayap dan berkeriapan
dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu, sehingga kamu
menjadi najis karenanya. 11:44 Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka
haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini
kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang
mengeriap dan merayap di atas bumi. 11:45 Sebab Akulah TUHAN yang telah
menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah
kudus, sebab Aku ini kudus. 11:46 Itulah hukum tentang binatang berkaki
empat, burung-burung dan segala makhluk hidup yang bergerak di dalam air
dan segala makhluk yang mengeriap di atas bumi, 11:47yakni untuk
membedakan antara yang najis dengan yang tahir, antara binatang yang
boleh dimakan dengan binatang yang tidak boleh dimakan. “
Ibadah Orang Yahudi Sudah Kadaluarsa
Sampai hari ini orang Yahudi yang memakai topi kecil di kepala mereka tidak memakan daging babi dan berbagai daging binatang yang tersebutkan di dalam kitab Imamat. Namun mereka tidak tahu alasan mengapa Allah menetapkan daging binatang tersebut haram untuk dikonsumsi. Mereka hanya mengikuti dengan tanpa berpikir untuk mencari maknanya.
Sampai hari ini orang Yahudi yang memakai topi kecil di kepala mereka tidak memakan daging babi dan berbagai daging binatang yang tersebutkan di dalam kitab Imamat. Namun mereka tidak tahu alasan mengapa Allah menetapkan daging binatang tersebut haram untuk dikonsumsi. Mereka hanya mengikuti dengan tanpa berpikir untuk mencari maknanya.
Mereka juga melakukan sembahyang tiga
kali sehari dengan cara sujud. Mereka tidak mengerti bahwa sembahyang
demikian adalah ibadah lahiriah. Mereka memiliki kiblat dalam sujud
yaitu mengarah ke Yerusalem, sesuai dengan doa raja Salomo (Sulaiman).
Orang Yahudi tidak tahu bahwa menghadap ke Yerusalem itu karena Allah
telah berjanji untuk mengirim Juruselamat, dan Juruselamat itu akan
memulai pelayananNya dari Yerusalem.
Orang Yahudi melakukan ibadah lahiriah,
jasmaniah, secara ritual simbolik. Penekanan ibadah mereka ialah secara
lahiriah. Hasilnya tentu mereka tidak tahu makna di balik semua
tata-ibadah mereka. Kalau dikatakan bahwa mereka beribadah secara
lahiriah tanpa pengertian, maka mereka akan marah, tetapi itu
sungguh-sungguh betul.
Tentu bukan hanya orang Yahudi yang
melakukan ibadah secara tanpa pengertian. Ada banyak umat agama dari
berbagai agama yang melakukan ibadah tanpa memakai akal budi. Mereka
bahkan tidak waspada, dan tidak pernah berpikir, kalau-kalau agamanya
bukan dari Sang Pencipta, mungkinkah nabi mereka sebenarnya tidak
mendapat wahyu dari Sang Pencipta ?
Seandainya seseorang sangat tekun
menjalankan ibadah agamanya, dan kemudian ternyata agamanya bukan
diinspirasikan oleh Sang Pencipta melainkan musuh dari Sang Pencipta
yang melakukan tipu muslihat, bukankah ia akan celaka.
Misalnya orang Yahudi. Mereka adalah
penerima wahyu. Tidak bisa disangkal bahwa Musa adalah penerima Taurat
berserta seluruh aturan tata-ibadah. Tetapi karena mereka tidak mengerti
makna ibadah lahiriah mereka yang sesungguhnya merupakan gambaran
(simbolik) sedangkan hakekatnya ada di dalam kitab Injil, maka ibadah
lahiriah mereka yang sebenarnya sudah kadaluarsa tetap mereka jalankan.
Seharusnya mereka mengikuti Injil yang mengajarkan ibadah hakekat
rohaniah, yaitu ibadah dengan hati.
Orang Yahudi terjebak dalam hasutan iblis
untuk menolak Sang Hakekat yang datang menggenapkan seluruh ibadah
simbolik yang mereka jalankan ribuan tahun. Orang Yahudi tidak
menyalakan akal budi mereka dan berpikir bahwa iblis memiliki
kepentingan atas peribadatan manusia. Iblis bisa berpura-pura menjadi
Allah dan mengangkat seseorang menjadi nabi bahkan menghadirkan kitab
suci untuk menyesatkan manusia. Orang-orang Yahudi tidak pernah berpikir
bahwa iblis sanggup menciptakan suatu agama untuk menarik manusia.
Tetapi manusia yang berhikmat selalu
mencari kebenaran, banyak berpikir dan banyak menilai. Manusia berhikmat
berusaha mencari tahu agama yang datang dari Allah dan yang dari iblis.
Kiranya pembaca diberi hikmat untuk hal yang sangat penting ini.
Alasan Penciptaan Manusia
Allah selain menciptakan alam semesta, juga menciptakan dua mahluk yang bisa berpikir dan berhati nurani serta berkehendak bebas, yaitu malaikat dan manusia. Dua mahluk ini bisa melakukan hal yang positif maupun negatif baik terhadap sesamanya dan juga terhadap Penciptanya. Lalu mengapakah Allah mau menciptakan mahluk yang bisa bersikap negatif terhadapNya?
Allah selain menciptakan alam semesta, juga menciptakan dua mahluk yang bisa berpikir dan berhati nurani serta berkehendak bebas, yaitu malaikat dan manusia. Dua mahluk ini bisa melakukan hal yang positif maupun negatif baik terhadap sesamanya dan juga terhadap Penciptanya. Lalu mengapakah Allah mau menciptakan mahluk yang bisa bersikap negatif terhadapNya?
Jika mahluk yang Allah ciptakan hanya
bisa bersikap positif kepada Allah, maka mahluk itu akan bagaikan robot
yang telah diprogramkan untuk hanya menyembah pembuatnya. Penyembahan
demikian tentu tidak ada artinya. Tetapi jika mahluk itu bisa menyembah
atau menghujat, dan akhirnya mahluk itu memilih menyembah, maka
penyembahan itu akan terasa sangat nikmat. Itulah alasan utama Allah
menciptakan manusia dan malaikat yang bisa menyembahNya maupun
menentangNya.
Manusia Jatuh Ke Dalam Dosa
Malaikat terlebih dulu menentang Allah. Selanjutnya mereka disebut Setan, yang artinya musuh. Kemudian Adam dan Hawa, pasangan manusia pertama, diperdaya dan jatuh ikut menentang Allah. Tentu baik malaikat maupun manusia patut dihukumkan. Allah menciptakan Neraka untuk menghukum Setan, bukan untuk menghukum manusia. Tetapi manusia yang lebih mendengarkan Setan pantas pergi ke tempat yang disediakan untuk Setan.
Malaikat terlebih dulu menentang Allah. Selanjutnya mereka disebut Setan, yang artinya musuh. Kemudian Adam dan Hawa, pasangan manusia pertama, diperdaya dan jatuh ikut menentang Allah. Tentu baik malaikat maupun manusia patut dihukumkan. Allah menciptakan Neraka untuk menghukum Setan, bukan untuk menghukum manusia. Tetapi manusia yang lebih mendengarkan Setan pantas pergi ke tempat yang disediakan untuk Setan.
Manusia yang telah memakan buah terlarang
akan mati, sesudahnya jiwa dan rohnya akan pergi ke tempat Setan karena
manusia lebih percaya kepada Setan.
Penyelamatan Dari Allah
Tetapi karena manusia tertipu oleh Iblis (sebutan lain untuk Setan yang artinya pendusta), dan telah menyesal, maka Allah menjanjikan penyelamatan. Namun manusia yang telah berdosa tidak mungkin diampuni begitu saja. Sesuai dengan sifat Allah yang maha suci, Ia tidak terhampiri oleh dosa. Dan sesuai dengan sifatNya yang maha adil, dosa harus dijatuhi hukuman atau dosa hanya dapat diselesaikan dengan penghukuman. Dan sesuai dengan sifatnya yang maha kasih, Allah berinisiatif mengusahakan jalan penyelamatan, atau menanggung hukuman atas manusia.
Tetapi karena manusia tertipu oleh Iblis (sebutan lain untuk Setan yang artinya pendusta), dan telah menyesal, maka Allah menjanjikan penyelamatan. Namun manusia yang telah berdosa tidak mungkin diampuni begitu saja. Sesuai dengan sifat Allah yang maha suci, Ia tidak terhampiri oleh dosa. Dan sesuai dengan sifatNya yang maha adil, dosa harus dijatuhi hukuman atau dosa hanya dapat diselesaikan dengan penghukuman. Dan sesuai dengan sifatnya yang maha kasih, Allah berinisiatif mengusahakan jalan penyelamatan, atau menanggung hukuman atas manusia.
Jalan satu-satunya yang sesuai dengan
seluruh sifat Allah ialah DiriNya sendiri datang mengenakan tubuh
manusia menerima penghukuman. Ia tidak mungkin menyuruh malaikat menjadi
Juruselamat bagi manusia karena itu bertentangan dengan sifat adilNya
dan sifat kasihNya. Allah memutuskan DiriNya sendiri yang akan menjadi
Juruselamat.
Sebelum kedatanganNya sebagai
Juruselamat, dan penjatuhan hukuman kepada Sang Juruselamat, dosa Adam
dan Hawa bisa diselesaikan, yaitu dengan mengaku salah dan menyesal
(bertobat), dan percaya kepada janji Allah untuk mengutus Juruselamat
yang akan dihukumkan menggantikan mereka. Mereka jatuh ke dalam dosa
karena tidak percaya kepada Allah melainkan lebih percaya kepada iblis.
Jika mereka ingin sesudah mati pergi kepada Allah di Sorga, mereka harus
percaya Allah bahwa Ia akan mengirim Juruselamat untuk dihukumkan
menggantikan mereka.
Perintah Ibadah Simbolik
Keselamatan itu datang dari iman kepada Allah Pencipta langit dan bumi. Dan sebagai bukti mereka beriman, mereka harus membangun sebuah mezbah, dan menyembelih seekor binatang sebagai korban dosa. Manusia jatuh kedalam dosa, Sang Juruselamat akan menjadi penanggung dosa, dan sebelum Sang Juruselamat tiba, seekor binatang korban (domba) dipakai sebagai simbolnya. Binatang itu disebut korban karena ia adalah korban kesalahan manusia. Itulah ibadah simbolik yang pertama dan sederhana, yaitu menyembelih domba di atas mezbah sebagai korban dosa. Ibadah simbolik ini telah dilakukan sejak Adam, Nuh, Abraham, dan Musa. Bisakah pembaca melihat hubungan dari ibadah penyembelihan binatang korban ini dengan janji kedatangan Juruselamat yang dikorbankan di kayu salib?
Keselamatan itu datang dari iman kepada Allah Pencipta langit dan bumi. Dan sebagai bukti mereka beriman, mereka harus membangun sebuah mezbah, dan menyembelih seekor binatang sebagai korban dosa. Manusia jatuh kedalam dosa, Sang Juruselamat akan menjadi penanggung dosa, dan sebelum Sang Juruselamat tiba, seekor binatang korban (domba) dipakai sebagai simbolnya. Binatang itu disebut korban karena ia adalah korban kesalahan manusia. Itulah ibadah simbolik yang pertama dan sederhana, yaitu menyembelih domba di atas mezbah sebagai korban dosa. Ibadah simbolik ini telah dilakukan sejak Adam, Nuh, Abraham, dan Musa. Bisakah pembaca melihat hubungan dari ibadah penyembelihan binatang korban ini dengan janji kedatangan Juruselamat yang dikorbankan di kayu salib?
Allah membawa orang Yahudi keluar dari
Mesir untuk membentuk sebuah bangsa yang diberi tugas untuk menjaga
ibadah simbolik hingga yang disimbolkan tiba, sambil memberitakannya
kepada segala bangsa. Ketika tiba di gunung Sinai, Allah turunkan hukum
Taurat kepada Musa. Isi hukum itu mengajarkan ibadah simbolik yang lebih
sempurna melalui tata-ibadah di Kemah Suci, dan kemudian oleh Salomo
dibuat Bait Suci. Allah ingin mengajarkan bahwa Ia adalah Allah yang
kudus, yang tak terhampiri dosa sekecil apapun. Bahwa dosa harus
dijatuhi penghukuman karena Allah itu Adil, dan hukuman itu akan
ditanggung Allah sendiri (Sang Juruselamat) karena Allah itu kasih.
Dalam rangka mengajarkan tentang
kekudusan hati, Allah memakai kekudusan tubuh sebagai alat peraga. Dan
karena masih dalam bentuk ibadah simbolik, maka kekudusan badan/jasmani
dijadikan alat pendidik. Oleh sebab itu mereka tidak boleh menyentuh
bangkai, dan harus ada pengaturan makanan yang halal dan haram.
Jadi pengaturan makanan yang halal dan
haram itu untuk mengajarkan kekudusan dan sekaligus untuk menghindarkan
mereka dari berbagai penyakit yang bisa timbul dari makanan. Bahkan
penyakit kusta, karena manusia belum tahu obatnya dan sangat menular,
dijadikan simbol kutuk. Orang yang terjangkit penyakit kusta harus
disingkirkan dari masyarakat.
Pengajaran Perjanjian Baru Tentang Makanan
Ketika Yohanes (Yahya) menunjuk kepada Yesus, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia”, maka berakhirlah ibadah simbolik Perjanjian Lama karena yang disimbolkan telah tiba, dan telah dihantarkan oleh Yohanes (Mat. 11:13, Luk. 16:16). Saat itu Sang Domba Allah belum dikorbankan, tetapi dalam rangka menuju ke situ. Oleh sebab itu Yesus berkata kepada perempuan Samaria, “saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembahan-penyembahan benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembahan-penyembahan demikian”. (Yoh 4:23). Maksud Yesus ialah saat menyembah dengan hati, bukan dengan badan, sedang tiba.
Ketika Yohanes (Yahya) menunjuk kepada Yesus, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia”, maka berakhirlah ibadah simbolik Perjanjian Lama karena yang disimbolkan telah tiba, dan telah dihantarkan oleh Yohanes (Mat. 11:13, Luk. 16:16). Saat itu Sang Domba Allah belum dikorbankan, tetapi dalam rangka menuju ke situ. Oleh sebab itu Yesus berkata kepada perempuan Samaria, “saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembahan-penyembahan benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembahan-penyembahan demikian”. (Yoh 4:23). Maksud Yesus ialah saat menyembah dengan hati, bukan dengan badan, sedang tiba.
Dalam mempersiapkan penyembahan dengan
hati, Yesus Kristus mengajarkan banyak hal, seperti membiarkan
murid-muridNya tidak puasa, karena puasa adalah bagian dari ibadah
simbolik jasmaniah. Ia juga membiarkan murid-muridNya makan dengan tanpa
mencuci tangan. Ketika dikritik orang Yahudi tentang makanan, Ia
menjawab mereka bahwa makanan itu masuk ke perut dan nanti akan
dikeluarkan di toilet. Makanan tidak menajiskan hati karena makanan
tidak masuk ke dalam hati. Makanan hanya masuk ke dalam perut dan
paling-paling membuat sakit secara jasmani. Dan Yesus menyatakan tidak
ada makanan yang haram lagi (Markus 7:18-19). Larangan memakan makanan
haram adalah paket ibadah simbolik jasmaniah. Jadi, ketika simbol utama,
yaitu Sang Juruselamat yang disimbolkan dengan domba (binatang korban)
tiba dan mengorbankan diriNya di kayu salib, maka seluruh paket ibadah
simbolik tergenapi. Hukum Taurat telah tergenapi, bukan dibatalkan,
sekali lagi digenapi. Ellen White telah membuat kesalahan karena
menerima wahyu liar dari iblis sehingga menggiring sebagai orang Kristen
kembali ke zaman ibadah setengah simbolik.
Ketika Yesus Kristus disalibkan, dosa
seisi dunia, dari Adam hingga manusia terakhir ditimpakan ke atasNya
sebagai korban dosa. Manusia Perjanjian Lama, seperti Adam, Henokh, Nuh,
Abraham, Musa yang percaya kepada Juruselamat yang akan datang, dosa
mereka terselesaikan. Yesus Kristus, Sang Juruselamat yang adalah
pribadi Allah sendiri yang menghampakan diri menjadi manusia, telah
menyatakan kasihNya untuk menanggung hukuman dosa umat manusia. Kita
yang hidup sesudah penyalibanNya, jika mengaku diri sebagai orang
berdosa dan menyesal atas dosa kita, serta mengaminkan bahwa Ia adalah
Juruselamat kita yang telah menggantikan kita dihukumkan, juga akan
bersama mereka memperoleh keselamatan dan masuk Sorga.
Dari Adam hingga manusia yang
terakhir, tidak ada seorang pun yang masuk Sorga karena amal atau
perbuatan. Semua orang yang masuk Sorga adalah karena iman kepada Sang
Juruselamat yang dihukumkan untuk menanggung dosa dunia. Yang hidup
sebelum penyalibanNya beriman kepada Juruselamat YANG AKAN DATANG.
Sedangkan yang hidup sesudah penyalibanNya beriman kepada Juruselamat
YANG SUDAH DATANG.
Ibadah sesudah kedatangan Sang
Juruselamat bukan lagi dalam bentuk simbolik dan lahiriah, melainkan
secara hakekat dan rohaniah. Bukan menyembah dengan badan melainkan
dengan hati, oleh sebab itu tidak perlu berkiblat ke suatu lokasi
melainkan mengkiblatkan hati kepada Allah di Sorga. Karena menyembah
dengan hati, maka tidak perlu ada waktu ibadah, karena setiap saat
dengan hati yang menjunjung tinggi dan menghormati Allah adalah
penyembahan yang tiada henti. Oleh sebab itu tidak diperlukan juga
lokasi tertentu untuk beribadah karena ibadah dengan hati terjadi dimana
saja dan kapan saja. Orang Kristen yang benar tidak membutuhkan rumah
ibadah karena ibadahnya dengan hati dan terjadi setiap saat di lokasi
mana saja. Hari Minggu pagi misalnya, itu bukan acara ibadah, itu adalah
acara kumpul berjemaat. Menyebut acara berjemaat seperti kebaktian hari
Minggu pagi dan Rabu malam atau yang lain sebagai acara ibadah itu
kesalahan karena terpengaruh konsep ibadah simbolik lahiriah. Dan tidak
ada unsur makanan yang membuat hati kita tidak kudus karena makanan
tidak masuk ke dalam hati melainkan ke dalam perut. Yang penting dimasak
dengan sungguh agar segala kuman, virus, dan cacing betul-betul mati.
Apakah Anda telah beribadah di dalam roh
dan kebenaran, atau telah beribadah dengan hati? Jika Anda beribadah
dengan badan dan dalam betuk ritual simbolik, Anda tidak mungkin masuk
Sorga. Dengarkan perkataan Yesus kepada orang Yahudi: “Maka Aku berkata
kepadamu : Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Mat.5:20). Apakah hidup
keagamaan ahli Taurat dan orang Farisi? Yaitu menyembah secara simbolik,
lahiriah, dan tidak mengaminkan bahwa Yesus Kristus, Sang Juruselamat,
telah menanggung dosa mereka. Renungkanlah.
Jadi, menurut Alkitab Perjanjian Lama,
babi itu haram. Babi diharamkan itu sehubungan dengan ibadah simbolik
lahirah. Ketika Juruselamat yang disimbolkan itu tiba, maka ibadah
simbolik telah selesai, dan kini telah memasuki ibadah hakekat rohaniah
dengan hati. Dalam ibadah hakekat rohaniah, tidak ada unsur makanan yang
bisa membawa pengaruh pada hati. Rasul Paulus hanya memerintahkan untuk
hanya memakan makanan yang berguna dan jangan memakan makanan yang
membuat ketagihan.
Kemudian ada orang muncul, dan berkata
bahwa ia mendapat wahyu, dan ilham, dan juga menyatakan bahwa dirinya
adalah nabi, serta mengharuskan pengikutnya mengakuinya nabi. Ia
kemudian mengambil sebagian pengajaran Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Tentu akhirnya menghasilkan pengajaran yang bersifat
simbolik tanpa makna.
Pertanyaan kita ialah, benarkan ia nabi,
dan mendapat wahyu dari Allah? Atau benarkah Allah memberi wahyu
kepadanya, bagaimana jika ada oknum lain yang menyamar sebagai Allah
yang berikan wahyu kepadanya ?
Jika ada seorang yang bernama Budi turun
dari gunung dan berkata bahwa ia mendapat wahyu dan meminta semua
kerabatnya mengakui bahwa ia adalah nabi. Kemudian seluruh kerabatnya
dan bahkan seluruh kampungnya mengakuinya nabi. Yang tidak mau
mengakuinya mereka bunuh. Dan akhirnya semakin meluas sehingga separuh
dunia ini mengakuinya nabi. Padahal Allah sama sekali tidak menurunkan
wahyu kepadanya. Betapa banyak orang tertipu bukan? Renungkanlah!
Kiranya melalui uraian singkat ini
pembaca bisa terangsang untuk menyelidiki dan membandingkan pengajaran
yang sedang pembaca imani dengan pengajaran yang kami sampaikan. Harapan
kami pembaca bisa mendapatkan kepastian masuk Sorga karena itulah yang
terutama bagi manusia.
Ditulis oleh : Dr. Suhento Liauw, DRE, Th.D
Diterbitkan oleh : GBIA GRAPHE
Diterbitkan oleh : GBIA GRAPHE
jadi intinya mengenai makanan haram dan halal adalah suatu cara ibada simbolik yang menunjukkan bahwa Allah itu kudus dan suci
BalasHapusThks responnya lewi.
Hapus