Kamis, 25 April 2013

Elohim - Keluarga Allah


Elohim - Keluarga Allah

Banyak orang bertanya-tanya, siapakah Allah? siapakah Yesus? siapakah Roh Kudus? Apakah mereka tiga tetapi satu? Apakah mereka tiga dalam satu? Apakah mereka satu tetapi tiga? Berapakah sebenarnya Allahnya orang Kristen? Satu, ataukah tiga? Artikel ini akan menyingkapkan seperti apa sebenarnya Allah yang dipercaya orang Kristen, seperti yang diajarkan di dalam Kitab Suci, Alkitab.

Pertama-tama perlu disadari, bahwa kita, manusia, mempunyai keterbatasan. Kita hanyalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang Dia ciptakan dengan keterbatasan. Itulah sebabnya, manusia dapat mengenal Allah hanya sejauh Allah berkenan memperkenalkan diri-Nya, atau sejauh Allah berkenan menyatakan diri-Nya. Allah itu begitu besar, begitu berkuasa, dibandingkan dengan manusia yang begitu kecilnya di hadapan Dia.

Alkitab mengisahkan penciptaan langit dan bumi (English: heaven and earth; Ibrani: hasyamayim et haarets), di dalam kitab Kejadian pasal 1. Diceriterakan bagaimana manusia diciptakan pada hari yang ke-enam. Banyak orang bertanya-tanya: lalu siapakah pengarang Kitab Kejadian, mengingat bahwa manusia sendiri tidak menyaksikan ketika Allah melakukan penciptaan selama 6 hari menurut ukuran Tuhan? Akan tetapi Alkitab itu sendiri telah menyediakan jawabannya, karena ditulis di dalam Alkitab bahwa Nabi Musa yang menulis sebagian besar kelima kitabnya (Pentateukh, disebut kitab-kitab Musa, yang terdiri dari Kitab: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan), maka Musa tidak mengarang kitab-kitabnya, melainkan nabi ini secara langsung mendapatkan keterangan dari Tuhan di Kemah Pertemuan.

Maka jelaslah sudah, bahwa Tuhanlah yang telah menciptakan Bumi, lalu Tuhan juga yang menceriterakan proses penciptaan bumi tersebut kepada Nabi Musa, sehingga tertulislah Kitab Kejadian.

Dengan sedikit uraian tersebut di atas, saya mau mengatakan bahwa jika Tuhan sendiri yang memberi penjelasan tentang sesuatu pengertian yang manusia tidak mungkin memahaminya oleh sebab keterbatasan secara kodrati, maka penjelasan dari Tuhanlah yang akurat, yang benar secara hakiki, tidak seperti jika manusia hanya mereka-reka, berteori dengan keterbatasan akalnya.

Lalu bagaimanakah dengan kebenaran mengenai Allah? Tentang Elohim? Tentang Keluarga Allah?

Sebenarnya Kitab Kejadian pasal 1 sudah mengajarkan, atau setidaknya mengisyaratkan seperti apakah Elohim.

Sebelum membuat manusia, Allah berfirman: "Baiklah Kita menciptakan manusia menurut rupa dan gambar Kita." Kata "Kita" merupakan kata ganti orang jamak, artinya lebih dari satu. Meskipun beberapa orang mungkin berusaha menjelaskan bahwa dalam konteks tersebut, pemakaian kata "Kita" dalam kitab Kejadian bukan dimaksudkan untuk menyatakan Allah sebagai pribadi jamak, melainkan sekedar gaya bahasa, seperti seorang raja yang menggunakan kata "kita" menggantikan kata "aku" atau "saya", tetapi Alkitab telah menunjukkan bahwa dalam banyak ayat lainnya, termasuk di dalam Kitab-kitab lain, Allah sering juga menggunakan kata "Aku", seperti ketika Allah hendak mengutus nabi Musa, maka Allah berfirman: "Aku adalah Aku", dan bukan "Kita adalah Kita". Itulah sebabnya, Kitab Kejadian sebenarnya menunjukkan adanya Keluarga Allah, yaitu Elohim, yang merupakan suatu keluarga, yang kelak di era Perjanjian Baru akan diperjelas, dimana Elohim terdiri dari (Allah) Bapa, Yesus, dan Roh Kudus.

Mengutip penjelasan dari kotbah Andereas Samudera, beliau mendapat penjelasan langsung dari Allah Bapa, hubungan antara Allah Bapa, Roh Kudus dan Tuhan Yesus, berikut saya sarikan seperti di bawah ini.

BAPA MELAHIRKAN YESUS

Jauh sebelum Allah (tepatnya: Elohim) menciptakan Bumi, adalah Bapa yang menjadi satu dengan Roh Kudus. Lalu dalam kesatuan tersebut, Bapa memperanakkan Firman, yaitu Yesus. Elohim memberitahu kita melalui ayat berikut:

Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini..." (Mazmur 2:7).

Bapa memperanakkan Yesus Kristus, jauh sebelum Elohim menciptakan Langit dan Bumi. Semenjak itu, maka Keluarga Allah, yaitu Elohim, terdiri dari dari tiga Pribadi Ilahi, yaitu:
  1. Bapa, yang memperanakkan Yesus Kristus ketika Bapa dengan Roh Kudus dalam Kesatuan. Bapa lebih besar dari Yesus Kristus (Yoh 14:28). Hal ini teramat jelas, sebab Bapa yang memperanakkan, sedang Yesus yang diperanakkan. Yesus mengaku, bahwa Dia datang dari Bapa (Yoh 16:28).
  2. Firman, yaitu Yesus Kristus, yang telah diperanakkan oleh Bapa (Mazmur 2:7). Yesus inilah yang kemudian, menuruti perintah Bapa-Nya, menciptakan Langit dan Bumi (Yoh 1:1-3). Mengacu pada ayat-ayat tersebut, maka proses penciptaan Bumi di Kitab Kejadian pasal 1 melibatkan Yesus Kristus, yang pada saat itu disebut Firman.
  3. Roh Kudus, adalah Roh Allah itu sendiri. Di era Perjanjian Lama, maka Roh Kudus menyatu dengan Allah Bapa. Lalu di Perjanjian Baru, Roh Kudus ini akan keluar dari Bapa (Yoh 15:26). Roh Kudus ini menyertai Yesus sejak Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, yang saat itu menyerupai burung merpati (Matius 3:16). Lalu sesudah Yesus naik ke Sorga, maka Roh Kudus turun untuk menyertai orang percaya, misalnya di Kisah Rasul (Kisah 2:1-4). Roh Kudus adalah Roh Allah, Mahakuasa, satu Pribadi yang sekaligus dapat menyertai banyak orang untuk jumlah yang tidak terbatas. Maka dikatakan: Roh Kudus Maha Hadir.
YESUS BERDOA KEPADA SIAPA?
Dalam banyak ayat di Alkitab Perjanjian Baru, diceriterakan bagaimana Yesus Kristus seringkali menyendiri untuk berdoa kepada Bapa-Nya. Jika Yesus Kristus adalah Bapa itu sendiri, maka doa Yesus merupakan hal yang membingungkan. Mana mungkin Yesus Kristus berdoa kepada diri-Nya sendiri?
Ketika Yesus dibaptis, saat itu Yesus di Sungai Yordan, di Bumi, lalu terdengar suara dari Sorga: "Inilah Anak yang Ku kasihi, kepada-Nya lah Aku berkenan". Tentu suara tersebut bukanlah suara Yesus Kristus yang pada waktu itu baru saja dibaptis, melainkan suara Allah Bapa. Kejadian serupa dapat kita lihat ketika Yesus dipermuliakan di atas gunung. Disaksikan oleh ketiga orang murid Yesus, yaitu: Petrus, Yohanes dan Yakobus, maka pada saat itu Yesus memancarkan kemuliaan-Nya, sedang berbincang dengan roh Musa dan roh Elia mengenai maksud kedatangan Yesus ke Bumi yang segera akan digenapi, lalu ketiga murid Yesus itupun mendengar suara dari awan yang menutupi Yesus dan teman bicara-Nya: "Inilah Anak yang Ku kasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia". Itu pun suara Allah Bapa.
Kemudian ketika berada di taman Getsemani, Yesus berdoa sebegitu seriusnya, sampai keluar keringat-Nya seperti tetesan darah, beliau berdoa:"Bapa, sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu, tetapi biarlah jangan karena kehendak-Ku, melainkan karena kehendak-Mu", dimana melalui doa tersebut Yesus berusaha menawar agar tidak perlu menderita sampai mati. Nah, doa Yesus di Taman Getsemani inipun sangat jelas menunjukkan dua Pribadi yang berbeda, yaitu Pribadi Yesus, sebagai "yang berdoa", dan Pribadi Allah bapa, sebagai "yang kepada-Nya Yesus berdoa".
YESUS SUDAH ADA SEBELUM DUNIA DICIPTA
Jika Yohanes pasal 1 merupakan tulisan Rasul Yohanes, maka ada ayat lain dimana Yohanes mencatat ucapan Yesus Kristus yang bertalian dengan asal-usul Yesus ditinjau dari segi waktu.
Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.(Yohanes 17:5)
Sebelum dunia ada, yaitu sebelum dunia dicipta, maka ternyata Yesus sudah memiliki kemuliaan-Nya sendiri di hadirat Allah Bapa. Artinya, tentu saja hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu, yaitu sebuah kurun waktu kekekalan dimana Bumi belum diciptakan, maka Yesus sudah ada di hadirat Allah Bapa. Justru kemudian setelah waktu-waktu kekekalan tersebut, maka Yesus, atas perintah Allah Bapa, menciptakan langit dan bumi (Yohanes 1:1-3).
Itulah Elohim, Keluarga Allah, yang terdiri dari Allah Bapa, Anak (Yesus Kristus) dan Roh Kudus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar